BKKBN Ingatkan Calon Pengantin Perhatikan Jarak Kelahiran Guna Cegah Stunting

avatar Rakyat Jelata

SURABAYA,rakyatjelata.com - Salah satu upaya mencegah terjadinya stunting adalah kesadaran remaja akan kesehatan. Sebagai calon pengantin, setiap remaja harus memahami standar kesehatan bagi seorang calon ibu untuk melahirkan putra-putri yang sehat dan terbebas dari stunting.

Untuk itu, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN RI, Prof. Muhammad Rizal Martua Damanik memberikan kuliah umum di Poli Teknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya (Polkesbaya).

Baca Juga: Babinsa Koramil 0830/04 Bubutan Dampingi Penyaluran Bantuan Pangan Untuk Cegah Stunting

Prof. Damanik menjelaskan stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis sejak janin berada di dalam kandungan. Sehingga langkah yang paling tepat adalah dengan pencegahan dengan meningkatkan kesadaran akan kesehatan remaja di Indonesia.

"Mereka adalah calon pengantin. Dengan memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan khususnya remaja putri. Semakin tinggi kesadaran remaja akan kesehatan maka prevalensi stunting di Indonesia bisa diturunkan," jelas Prof. Damanik pada Kuliah Umum Poltekkes Kemenkes dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Aula Jurusan Keperawatan Kampus Polkesbaya Jl. Karang Menjangan, Selasa (06/06).

Bila yang sudah terdeteksi berisiko stunting, jelas Prof. Damanik, tetap akan diberikan pendampingan agar anak yang dilahirkan bisa berkembang dengan baik.

Baca Juga: Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 : Jawa Timur Targetkan Angka Prevalensi Stunting Turun menjadi 16% di Tahun 2023

"Pengobatan itu jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan pencegahan. Saya harapkan adik-adik mahasiswa ini akan menjadi generasi muda yang sehat dan bisa menyebarkan informasi akan kesadaran kesehatan di lingkungan," paparnya.

Luthfi Rusyadi SKM, M.Sc. Direktur Poli Teknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya (Polkesbaya) menyambut baik kerjasama dengan BKKBN.

Baca Juga: TNI AL dan BKKBN Galakkan Program Keluarga Keren Bebas Stunting di Madura

"Kami menerima kerjasama ini dengan senang hati, baik dari segi penelitian maupun yang lainnya," ujarnya melalui virtual.

Sebanyak 400 mahasiwa mengikuti kuliah umum secara virtual dan 50 mahasiswa mengikuti secara luring. Para mahasiswa ini berasal dari Jurusan Kebidanan, Keperawatan, Gizi dan Kesehatan Lingkungan.(Id@)

Editor : ida