Pameran Peaceful Seeker #3 Agreement Simulation

avatar Rakyat Jelata

Surabaya,rakyatjelata com-Kesenian dan budaya memang harus kita jaga dan melastarikan dari yang tua hingga edukasi kepada usia dini, tentu beragam Yang di wariskan dari lelulur apa yang kita perbuat untuk anak cucu kita, dari warisan yang telah diberikan nenek moyang kita, berbagai kesenian wajib kita dorong. Unik beragam suku di indonesia yang diketahui, Sabtu (12/8/2023).

Ada dan perlu, di Surabaya menunjukkan beberapa seniman Indonesia menggelar pameran bertakjub PEACEFUL SEKEER #3.

Baca Juga: Survei PRC: Khofifah Perkasa di Pilgub Jatim 2024

Pameran tersebut rencana di lakasanakan 15 Agustus sampai 15 September 2023 full satu bulan. Dipastikan pameran akan di gelar Vinautism Gallery Surabaya, selain itu pembuka Pemeran di hadiri Mr.Rudy Purwono.

Menarik dari pameran ini adalah bagaimana seniman seniman menetengahkan pertanyaan yang mendalam dan menggelitik tentang; Bagaimana kenyataan yang terlihat selalu bertolak dari kebenaran,sehingga mesti ditinjau ulang melalui simulasi penafsiran? Ataukah kenyataan yang terjadi di depanmata hanyalah ilusi belaka?.

Dalam Peaceful Seeker # 3, 12 orang seniman yang berpameran mencobamembungkusnya dalam tafsiran simulasi kesepakatan. Merajutnya melalui rangkaian karya karyayang kaya akan metafora. Sehingga dapat tercipta relasi dan intelarasi antara audiens dengan karya senisecara mendalam (deepest).

Seiring dengan hal tersebut. Dengan pisau analisisnya yang tajam Aa Nurjaman yang didaulat sebagai Kurator mampu membedahnya. Dan ia dapat menyampaikannya secara komprehensif kepada publik dengan sederhana, tepat dan akurat. Sekelumit tulisan Aa Nurjaman yang mengutip Erich Frommbahwa nilai-nilai kebenaran selalu dihadapkan kepada dilema eksistensi, karena keberadaan manusia pada hakikatnya mengalami dualistik. Di satu sisi manusia berjuang untuk bebas, menguasai lingkungan dengan hakikat kemanusiaannya, tetapi di sisi lain kebebasan itu memperbudak manusia dengan memisahkan hakikat kebinatangan dari akar alamiahnya.

Dinamika kehidupan bergerak tanpa hentiseolah-olah manusia akan hidup abadi, setiap orang tanpa sadar mengingkari kematian yang kekal danberusaha bertahan di dunia yang fana. Mereka menciptakan cita-cita ideal yang tidak pernah dapat dicapai, dengan cara mengejar kesempurnaan sebagai kompensasi perasaan ketidaksempurnaan.

Baca Juga: Anak DPR RI Pembunuh Pacarnya!! Ini Modusnya....

Seniman : Agus Putu Sunyadnya, Aly Wafa, Dedy Sufryadi, Erzane Nova,I Made Dabi Arnasa, Iabadiaou Piko, Maslihar, Stefanus Endry Pragusta,Suwandi Waeng, Taufik Ermas, Yanal Desmon, Yusa Dirgantara.Sponsor & Support by: Raintree Boutique Villa and Gallery, Milestone Project, Vinautism Gallery.

Sebelumnya Peaceful Seeker merupakan program pameran serial yang digagas dan diinisiasi oleh seniman TaufikErmas. Pertama kali dipresentasikan di Tony Raka Art Gallery, Ubud, Bali pada bulan mei 2018.

Penulis pengantar pameran adalah Arif Bagus Prasetyo. Pameran dibuka dan diresmikan oleh Bapak PopoDanes. Sedangkan seniman Yang terlibat dalam program peaceful seeker #1 diantaranya ialah, Agus PutuSuyadnya, Dedy Sufriadi, Hojatul, I.B.K. Sindu Putra, I Wayan Upadana, Taufik Ermas.

Baca Juga: Menjelang Pemilu 2024!! Walikota Eri Cahyadi Perpesan "Tetap Seduluran"

Masih pada tahun yang sama, program ini kemudian bergulir pada Peaceful seeker #2. Berkolaborasidengan Bale banjar Sangkring Yogyakarta sebagai sebuah program yang dikemas dalam tajuk 6 in 1.Pameran ini mencoba mengekplorasi sebuah sistem pameran dengan format pameran tunggal yangdihadirkan dalam satu ruang pameran, dan dalam waktu yang bersamaan. Diselenggarakan pada bulanNovember 2018, dan dibuka oleh Bapak Sulebar M. Sukarman.

Seniman yang terlibat dalam Peaceful seeker #2 adalah, Agus Putu Suyadnya, Dedy Sufriadi, Hojatul,I.B.K. Sindu Putra, I Wayan Upadana, Taufik Ermas. Melalui karya seni dengan formulasi pameran tersebut seniman menyajikan hipotesis tentang sifat, identitas, memori dan hubungan antara manusiadengan lingkungannya. Perihal yang berangkat dari kegelisahan kegelisahan seniman untuk menemukan dan mendefinisikan esensi damai. Membawa dirinya (seniman dan audiens) untukmenelusuri lebih jauh perenungan-perenungan mengenai hakekat ke-dirian dan perihal kebijaksanaanyang bersifat subtil.

Eksplorasi kemasan pameran 6 in 1 juga dicermati dan diurai oleh beberapa penulis/curator, yaitu :Agus Putu Suyadnya, Pemburu Cahaya, penulis Janu P.U.Dedy Sufriadi, Tabula Rasa, penulis Dedi YuniartoHojatul, Re-konstruksi Kata, penulis Bayu WhardanaI.B.K. Sindu Putra,Blackscape, penulis Made Susanta DwitanayaI Wayan Upadana, The Moon penulis Savitri STaufik Ermas, Bohemian Poetry, penulis Hendra Himawan. (Red)

Editor : hendro