Peringatan HPN 78, Ketua PWI Jatim: Wartawan Wajib Kenali Budaya

avatar Rakyat Jelata
Dari kiri: Nathan Santoso, kurator lukisan, pelukis ekspresionis Jansen Jasien dan Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim saat di Gedung PWI Jatim Jalan Taman Apsari 15-17 Surabaya (Foto: Dok/istimewa)
Dari kiri: Nathan Santoso, kurator lukisan, pelukis ekspresionis Jansen Jasien dan Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim saat di Gedung PWI Jatim Jalan Taman Apsari 15-17 Surabaya (Foto: Dok/istimewa)

SURABAYA I rakyatjelata.com-Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-78, Pameran lukisan Spiritual Tunggal karya JJ (Jansen Jasien)  dibuka oleh Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim, di Gedung PWI Jatim, Jalan Taman Apsari 15-17 Surabaya, Rabu (28/2/2024). Sekitar 20 karya lukis JJ terlihat mengeluarkan aura yang tajam seolah mengingatkan kita semua agar selalu ingat dengan leluhur.

“Pameran ini saya dharmakan kepada leluhur yang ikut mengisi dan mengukir semesta Nusantara ini mencapai kejayaan. Tentunya kita tidak bisa dan tidak boleh melupakan beliau-beliau karena tanpa beliau mungkin kita semua juga tidak ada,” ujar JJ ketika memberikan sambutannya.

 Karya-karya lukisan ekspresionis JJ begitu kuat terpancar dari goresan pisau palet, warna yang tegas dan gumpalan oil on canvas, mengabadikan betapa leluhur kita memiliki karakter dan karisma yang kuat. Itu semua tercermin dalam lukisan-lukisan JJ yang mengisahkan seputaran Kerajaan Majapahit dengan Raja Hayam Wuruk, Ratu Kendedes dari Singosari dan tak lupa Dewi Sri, Dewi Pathma, Dewi Durga, yang menjadi simbol adanya kehidupan alam semesta.

JJ nampaknya melukis tidak hanya dalam bayangan atau imajinasi, tetapi juga melakukan laku spiritual yang dijalani dengan ikhlas dan sabar bertahun-tahun sehingga transformasi dari karakter leluhur, muncul dalam lukisan-lukisannya.

“Karena itu saya berharap generasi muda kita tidak melupakan leluhur. Beliau-beliau adalah makhluk ciptaan Yang Maha Kuasa yang sangat luar biasa, baik budi pekertinya, sambung bathin dengan Sang Pencipta, maupun kadigdayaannya,” ujar pria yang tinggal di daerah Krian Sidoarjo itu.

Sementara Lutfi Hakim, Ketua PWI Jatim, mengatakan, wartawan hendaknya mengenal, menyelami dan mencintai budaya, terutama budaya Nusantara yang telah membuat kita ada sampai saat ini. Karena dengan mengenal budaya maka perilaku kita selalu terjaga.

“Oleh karena itu saya senang, dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 2024 ini, PWI Jatim bisa menggelar pameran lukisan dan konser music Jazz yang pertama kali,” ujarnya mantap.

 Lebih dalamnya, Lutfil menerangkan, filosofi antara seni musik, seni lukis dan karya jusrnalistik, mempunyai karakteristik dasar yang sama, yakni ekspresi dan improvisasi yang didalamnya dibelenggu aturan-aturan yang mengikat.

“Meski bebas menuangkan ekspresi di atas kanvas namun pelukis tetap konsisten dengan tema lukisan yang dibuat. Begitu juga musik, pemusik mengekpresikan lagu lewat nada dan irama, namun tetap harus mengikuti aturan intonasi dan notasinya. Begitu juga karya jurnalistik yang diikat aturan kode etik dan perilaku pers,” tandas pria yang akrab disapa Item itu.

Dengan mengenal Budaya Nusantara, maka diharapkan wartawan mampu memiliki tata karma, unggah-unggul, sopan santun dan roso ning roso (kepekaan jiwa) sehingga akan terhindar dari hoax maupun perilaku yang tidak diharapkan. “Maklum era sekarang ini banyak gentayangan aura yang baik dan yang tidak baik, sehingga sulit untuk dibedakan,” tandasnya.

Editor : hendro