rakyatjelata.com skyscraper
rakyatjelata.com skyscraper

Surabaya Berbenah: Pembangunan Infrastruktur di Wiyung-Balas Klumprik Terkendala, Warga Mengeluh

SURABAYA | rakyatjelata.com - Kota Surabaya terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur, salah satunya dengan memperbaiki jalan di berbagai wilayah. Namun, proyek pembangunan infrastruktur ini tidak selalu berjalan mulus, seperti yang terjadi di kawasan perbatasan Wiyung-Balas Klumprik.

Proyek pembangunan jalan paving di Jl. Wiyung PDAM-Jl. Balas Klumprik PDAM menjadi sorotan. Jalan yang sebelumnya rusak parah tersebut kini sedang diperbaiki dengan model paving, mengingat adanya saluran pipa PDAM di bawah jalan tersebut. Sayangnya, sejak dimulai lebih dari sebulan yang lalu, proses pengerjaan jalan ini terhenti setelah tahap pembongkaran paving lama dan pengurukan sirtu.

Baca Juga: Hotel Majapahit Surabaya MGallery Sajikan Lebih Dari 50 Hidangan Andalan Asia di Bulan Ramadan

Keterlambatan pengerjaan ini menimbulkan banyak keluhan dari warga sekitar. Salah satunya datang dari seorang penjual bakso urat di Jalan Wiyung PDAM. "Sekitar sebulan lalu, paving lama dibongkar dan diganti dengan urukan sirtu. Namun, setelah itu, tidak ada pengerjaan lagi. Kadang ada yang kerja, tapi sering kali sepi. Warga protes karena debu dan lamanya pengerjaan. Kalau sore dan pagi, kemacetan parah. Debu juga mengganggu, setiap beberapa menit debu menumpuk di gerai bakso saya. Kami yang kecil ini bisa apa?" keluh penjual bakso tersebut.

Warga setempat sempat mengajukan protes agar dilakukan penyiraman air untuk mengurangi debu, namun penyiraman hanya dilakukan dua kali sehari, sehingga debu tetap menjadi masalah yang mengganggu.

Baca Juga: Rombongan Pengawas Pemilu Bangga Tak Gunakan Helm di Jalan Raya

Pantauan di lokasi proyek menunjukkan bahwa pengerjaan tidak dilakukan secara konsisten. Kontraktor yang bertanggung jawab dari Pemerintah Kota Surabaya terkesan kurang responsif terhadap keluhan warga dan pengguna jalan.

Seorang petugas lalu lintas bernama Arif, yang ditemui di dekat lokasi proyek, mengungkapkan bahwa ia hanya diminta oleh pelaksana proyek untuk membantu mengatur kemacetan selama satu bulan terakhir. "Soal bayaran sebagai petugas pengatur lalu lintas, saya dijanjikan akan dibayar, tapi sampai sekarang belum saya terima. Kalau ada yang memberikan uang saat saya mengurai kemacetan, itu hanya seikhlasnya tanpa ada paksaan atau permintaan dari saya," ujar Arif.

Baca Juga: Survei PRC: Khofifah Perkasa di Pilgub Jatim 2024

Upaya untuk mendapatkan keterangan dari pelaksana proyek juga menemui kendala. Ketika didatangi, pelaksana proyek tidak berada di tempat dan para pekerja yang ada enggan memberikan keterangan.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana proyek belum dapat dihubungi untuk memberikan penjelasan lebih lanjut. (Sol/red)

Editor : Admin Rakyatjelata