Yayasan Mawar Sepuluh Bangkitkan Kembali Rumah Radio Bung Tomo

avatar Rakyat Jelata

Surabaya, rakyatjelata.com - Kisah hancurnya rumah Jl Mawar 10-12 Surabaya yang dikenal sebagai rumah perjuangan radio pemberontakan bung Tomo masih menyisakan kekecewaan sebagian masyarakat Kota Pahlawan. Khususnya anak cucu para pejuang yang tergabung di dalam kisah sepak teejang bung Tomo waktu itu. Atas dasar keprihatinan mereka dengan hancurnya jejak bersejarah yang nyata nyata menjadi salah satu tempat para pendobrak semangat arek Suroboyo untuk melawan penjajah waktu itu. Rumah yang di miliki pak Amin ini pada tahun 1996 di tetapkan sebagai Cagar Budaya dengan Nomer 188.45/251/402.1.04/1996/40 dengan ketetapan milik perorangan dan berada di wilayah Kecamatan Tegalsari Surabaya kini hancur tak tersisa. Pasca terjualnya rumah itu kepada Jayanata, bangunan yang melekat dengan nilai perjuangan ini rata dengan tanah akibat rencana Jayanata ingin merenovasi bangunan itu. Sontak saja peristiwa ini membuat heboh masyarakat Surabaya yang mana masih menganggap sosok bung Tomo sebagai Tokoh pejuang arek Suroboyo. Minggu, 26 Juni 2022.

Mengingat adanya sejarah yang hampir hilang karena bangunan yang menjadi tetenger telah hancur, maka anak dari bung Tomo yaitu Drs Bambang Sulistomo sebagai pembina beserta rekannya yang bernama Alo juga anak dari Wardoyo seorang wartawan sahabat bung Tomo waktu itu mendirikan sebuah Yayasan bernama MAWAR SEPULUH. Lahirnya Yayasan ini memang berniat untuk menjaga nilai sejarah yang terletak di Jl Mawar 10-12 agar senantiasa menjadi tetenger bagi keberanian arek suroboyo dalam melawan penjajah yang terimplementasikan hingga saat ini dengan sebutan Surabaya Kota Pahlawan. Berawal dari renungan yang panjang Alo sebagai ketua Yayasan Mawar Sepuluh mengajak beberapa unsur tokoh masyarakat serta generasi Milennial untuk bergabung di Yayasan tersebut.

Baca Juga: Survei PRC: Khofifah Perkasa di Pilgub Jatim 2024

Pada hari Sabtu, 25 Juni 2022 Alo menyampaikan maksud dan tujuannya dalam acara saresehan di Jl Pahlawan no 64 Surabaya. Dalam pertemuan itu turut hadir dari team cagar budaya dan cucu dari pak Amin. Fina (55) telah membeberkan semua kronologi sehingga terjualnya rumah itu mulai dari awal sampai akhir.

Menurutnya terjualnya rumah itu dikarenakan ketidakmampuan orang tuanya yang saat itu sudah menjanda sehingga penghasilan dari kedua anak pak Amin tidak mampu lagi membiayai dan merawat rumah bersejarah tersebut.

"Jangankan merawat, membayar pajaknya saja kami tidak mampu." Kata Fina cucu pak Amin pemilik rumah jl Mawar 10-12 Surabaya.

Menurut Marno memang hal ini sangat di sayangkan, apalagi status cagar budaya masih melekat hingga sekarang.

"Sampai sekarang Jl Mawar 10-12 Surabaya masih tetap berstatus cagar budaya. Saya sebagai orang cagar budaya menyatakan bahwa sampai detik ini kami tidak pernah memberi restu tentang pembongkaran banguna  atau rumah yang ada di Jl Mawar 10-12. Jangankan mbongkar, kawasan aja mau mbangun atau mbongkar aja sangat hati hati karena itu ada syaratnya. Hanya saja orang itu ijinnya renovasi tau tau sudah di bongkar seperti rumah radio bung Tomo ini, kalau sudah begini urusannya dengan hukum bukan dengan kita lagi karena ini sudah bentuk pelanggaran dan akan kena pinalti nantinya." Terang Marno.

Baca Juga: Anak DPR RI Pembunuh Pacarnya!! Ini Modusnya....

"Bagi team cagar budaya hal tersebut telah di terbitkan rekomendasi yang menyebutkan agar di bangun kembali sesuai bentuk bangunana terakhir sebelum hancur. Kalau sekarang mau di hidupkan kembali syukur syukur ada yang ounya gambar pada tahun 1935 atau 1936 itu sangat bagus pasti team cagar budaya akan sangat mendukung." Tuturnya.

Marno juga memberikan saran apabila tempat itu di aktifkan lagi seyogyanya pemilik berkordinasi dengan team cagar budaya untuk mendapatkan rekom guna membangun kembali bangunan bersejarah. Saya kira kalau ada yayasan yang berniat untuk mengembalikan rumah radio itu dan bertujuan ingin melestarikan nilai sejarah tempat itu bisa di beli kembali dan di bangun seperti aslinya akan lebih bagus karena rumah itu ada dua dan memang di jadikan tempat berkumpulnya para pejuang kala itu." Pungkasnya.

Baca Juga: Menjelang Pemilu 2024!! Walikota Eri Cahyadi Perpesan "Tetap Seduluran"

Sebagai ketua Yayasan Mawar Sepuluh, Mas. Moch Ali Masrur atau di pamggil Alo meminta doa restu kepada seluruh masyarakat Surabaya ataupun seluruh penduduk Indonesia agar rumah radio pemberontakan yang di galang oleh bung Tomo bisa aktif kembali.

"Saya berharap rumah radio pemberontakan itu bisa aktif kembali sebab bagaimanapun juga rumah itu menjadi salah satu tempatnya para pejuang yang ikut memerdekakan Indonesia dari tangan penjajah. Tak hanya itu, saya ingin sejarah ataupun nilai juang yang di gelorakan bung Tomo kala itu bisa di wariskan ke generasi selanjutnya." Pungkasnya. (Kiki/Red)

Editor : Admin Rakyatjelata