Rakyatjelata - Pemilu serentak yang hanya tinggal 2 minggu menyita banyak perhatian semua kalangan. Ormas lintas agama dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) di bawah kepemimpinan AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal menyampaikan maklumat penting kepada seluruh elemen masyarakat.
"Pemilu kali ini menyimpan potensi keretakan bangsa yang cukup besar. Segala akumulasi persoalan bangsa berkumpul dalam satu kepentingan perebutan kekuasaan. Dalam moment inilah kelompok-kelompok pemecah belah bangsa mendapatkan peluang masuk ke dalam jurang perseteruan antar kubu pendukung Capres" ungkap Gus Wal di sela aktifitasnya mengunjungi kader militan PNIB di berbagai daerah.
Baca Juga: Tak Sepakat Wacana Perlemen Jalanan, Ini Pernyataan Sikap SGM-P
Peryataan bernada kewaspadaan tersebut didasari atas maraknya arogansi, intimidasi, provokasi dan pemutarbalikan fakta terkait persaingan antar Capres. Masyarakat awam menjadi obyek kebencian yang sengaja disebarluaskan untuk meraih suara.
"Masyarakat di pelosok yang selama ini hidup harmoni, kini sedang diseret-seret untuk kepentingan politik. Informasi yang sampai ke mereka adalah tentang capres anu paling bagus, dibanding capres yang lainnya. Mengumbar janji atas nama sosok tertentu yang nantinya akan menjamin kesejahteraan masyarakat bawah. Janji makan siang dan susu gratis yang sesungguhnya menjadi upaya mebuat ketergantungan masyarakat pada bantuan pemerintah. Pemimpin yang lebih memilih memberi umpan daripada kail cenderung berpikir pendek dan pragmatis. Masyarakat tidak diajarkan kemandirian tetapi kepatuhan yang didasari hutang jasa" ungkap Gus Wal tanpa basa-basi.
Dari sisi politik, perhelatan Pemilu berdampak besar pada terbentuknya polarisasi sosial. Kelompok masyarakat yang selama ini terseret isu politik identitas kini berkumpul di salah satu kubu capres.
Baca Juga: Aksi Peduli KPPS, ini Pernyataan Sikap Lengkap DPD Maluku Satu Rasa (M1R) Jatim
"Politik identitas dalam Pemilu menjadi strategi ampuh untuk mendulang dukungan, namun efek kerusakan usai pemilu sulit untuk diperbaiki. Ingat, kelompok sarapatigenah khilafah, terorisme, radikalisme dan intoleransi masih ada di sekitar kita. Mereka tidak peduli siapapun yang nantinya terpilih. Tetapi bagaimana pluralisme keberagaman yang ada itu harus disatukan atas nama agama, mayoritas minoritas dan pribumi atau non pribumi. Bahaya laten itu itu selalu diselipkan dalam militansi dukung mendukung salah satu capres yang masih memegang gelar Bapak Politik Indentitas Indonesia" jelas Gus Wal.
PNIB yang sejak awal sebelum dideklarasikan konsisten mendukung sosok pemimpin yang menjunjung tinggi prinsip Nasionalis religius. Dan itu tersematkan pada sosok Paslon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Gus Wal menegaskan pentingnya prinsip Nasionalis religius sebagai simbol kekuatan sesungguhnya di Nusantara ini.
"Dalam istilah kami : Jombang, artinya Ijo dan abang. Warna hijau simbol religius, tradisional dan budaya bersatu dalam warna merah sebagai simbol perjuangan nasionalisme. Bagi PNIB "Jombang" itu hanya ada di Paslon Ganjar Mahfud. Mereka mewakili kedalaman Indonesia yang sesungguhnya, masyarakat multi kultural dan kebhinekaan tanpa memandang suku agama dan ras. Mereka berdua yang paling direstui semesta dengan segala dinamikanya meskipun harus berhadapan dengan kekuatan yang ingin memutarbalikkan kehendak semesta,"ujarnya
Gus Wal juga mewanti wanti terkait ancaman Politik Identitas, Khilafah Radikalisme Terorisme yang semakin massive mengancam dan menggagalkan pemilu 2024. Gus Wal mendukunung penuh Densuss 88, Polri Dan TNI menjaga keamanan dan keselamatan rakyat dan bangsa indinesia jelang pemilu 2024 dan dimasa depan, pungkas Gus Wal di akhir wawancara dengan awak media.
Editor : Admin Rakyatjelata