Dialog dengan Ribuan Mahasiswa Sumenep Madura, Kepala BKKBN Ingatkan Pentingnya Prekonsepsi untuk Cegah Stunting

avatar Rakyat Jelata

SUMENEP,rakyatjelata.com - BKKBN menggelar Dialog Nasional dengan Tema Peran Mahasiswa Penting dalam Pencegahan Stunting. Dialog yang dilaksanakan di Universitas Bahaudin Mudhary, Sumenep ini diikuti 1000 mahasiswa mahasiswi dari Universitas Bahaudin Mudhary, Institut Keislaman (Instika) Annuqayah dan Universitas Wiraraja Sumenep. Selasa (13/9/2022) Kepala BKKBN menyebut peran mahasiswa sangat penting dalam mengatasi stunting. Karena mahasiswa merupakan calon orang tua sehingga perlu literasi secara menyeluruh terkait pencegahan stunting. Disamping itu mahasiswa bisa memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya mencegah stunting. Sebagai narasumber yaitu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) yang memaparkan bagaimana menyiapkan remaja yang unggul dan sehat untuk Indonesia Emas, narasumber selanjutnya adalah Anggota III BPK RI Prof. Dr. Achsanul Qosasi, CSFA, CFra. yang memaparkan Peran BPK RI dalam Pencegahan Stunting Menuju Indonesia Tangguh. Kepala BKKBN menerangkan kepada peserta yang hadir bahwa beban dalam menyiapkan Indonesia Emas tahun 2045 lebih berat. Untuk itu perlu meningkatkan kualitas SDM salah satunya melalui pencegahan stunting. Hasto mengingatkan pentingnya prekonsepsi yaitu masa sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan sel telur atau sebelum hamil. "Sebelum menikah, ingat prekonsepsi. Untuk laki-laki 75 hari sebelum menikah hindari rokok serta konsumsi vitamin C untuk meningkatkan kualitas sperma. Karena proses pembentukan sperma terjadi selama 73 sampai 75 hari. Sedangkan bagi wanita 3 bulan sebelum menikah perlu mengukur lingkar lengan atas dan Hb. Lingkar lengan atas minimal untuk menikah adalah 23,5 cm. Jika Hb rendah konsumsi penambah darah dan perbaiki asupan gizi agar tidak anemi," ujarnya. Dokter Hasto juga menerangkan resiko menikah di usia terlalu muda. "Diameter kepala bayi tidak pernah kurang dari 9,7 cm. Wanita dibawah 16 tahun diameter panggulnya belum mencapai 10 cm. Ini berbahaya sekali jika hamil dan melahirkan, bisa terjadi resiko perdarahan saat melahirkan sehingga resiko kematian ibu dan bayinya cukup tinggi. Belum lagi resiko kanker mulut rahim ketika melakukan hubungan suami istri di usia terlalu muda," jelas Hasto. Sebelum dialog, dalam kesempatan tersebut dilaksanakan Penandatanganan MoU antara Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Sumenep dan dan Rektor Universitas Bahaudin Mudhary Madura terkait pelaksanaan program Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan di Universitas Bahaudin Mudhary Madura. Hadir dalam Dialog Nasional yang dibuka secara resmi oleh Bupati Sumenep tersebut antara lain Inspektur Utama BKKBN, Deputi ADPIN BKKBN, Direktur KIE BKKBN, Inspektur Wilayah I BKKBN, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Rektor Universitas Bahaudin Mudhary dan lintas sektor terkait. id@

Baca Juga: Dialog Bersama Bupati Sumenep, Kepala BKKBN Apresiasi Penanganan Stunting melalui Program GETTS

Editor : ida