SURABAYA I rakyatjelata.com-Pengamat Politik sekaligus Direktur Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Sirajt menyebut, lawan Khofifah Indar Parawansa tergantung sikap PKB dan PDIP di Pilgub Jatim 2024.
Dirinya menjelaskan Kofifah adalah lawan terberat, setelah, dia mendapat rekomendasi untuk maju sebagai calon Gubernur Jatim dari tiga partai. Ketiga partai itu antara lain PAN, Gerindra, dan Demokrat.
Baca Juga: PDIP Akan Kembali Seperti Era SBY, Sukur Nababan: Gak Akan "Mencla-Mencle"
Sementara Partai-partai lain mulai dari Golkar, hingga PPP telah melempar sinyal juga akan mendukung Khofifah di Pilgub Jatim tahun depan. Lalu, siapa figur yang berpotensi jadi lawan Khofifah di Pilgub Jatim 2024?
Baihaki mengungkapkan lawan Khofifah di Pilgub Jatim 2024 masih samar. Sebab, partai politik masih fokus di Pileg 2024 dan Pilpres 2024. Apalagi, acuan kursi untuk mengusung kandidat di Pilgub Jatim berdasar torehan Pileg 2024.
"Kalau PKB dan PDIP mau mengusung Khofifah, mungkin Pilgub Jatim 2024 lawan Khofifah adalah kotak kosong," kata Baihaki, Kamis (14/12/2023).
Meski belum terlihat jelas lawan Khofifah di Pilgub Jatim, Baihaki menyebut ada sejumlah nama yang berpotensi akan menjadi lawan Khofifah di Pilgub Jatim 2024. Dengan catatan PKB atau PDIP tidak mengusung Khofifah.
"PKB punya Gus Halim Iskandar, ada Thoriqul Haq, hingga Baddrut Tamam. Di PDIP ada Tri Rismaharini, ada Achmad Fauzi, hingga Eri Cahyadi," jelasnya.
"Di luar nama partai, ada Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Namun, tentu kendaraannya (partainya) masih belum ada," tambahnya.
"Syarat mengusung calon minimal 20 persen, berarti harus 24 kursi DPRD Jatim. Nah, saat ini masih belum jelas partai mana yang bisa meraih kursi sebanyak itu. Kalau mengacu pada perolehan Pileg 2019, hanya PDIP dan PKB yang bisa mengusung sendiri calon. Namun, Pileg 2024 ini saya prediksi banyak kejutan dan dominasi PDIP dan PKB mulai diganggu partai-partai lain," bebernya.
Baihaki menyatakan, untuk partai-partai yang ingin kadernya bisa berpeluang jadi gubernur Jatim pada 2029, maka harus diturunkan di Pilgub Jatim 2024. Meski harus kalah di 2024, setidaknya mereka punya tabungan elektabilitas untuk 2029. Potensi itu, kata Baihaki, ada di kader-kader PKB dan PDIP.
"Namun, partai-partai besar seperti PDIP dan PKB pasti akan berhitung cermat mengusung calon sendiri di Pilgub 2024 ini. Memang ini waktunya untuk mengeluarkan calon sendiri. Hitungannya jika nantinya kalah calon mereka, minimal mereka punya tabungan elektabilitas untuk calon yang bisa dimajukan kembali di Pilgub Jatim 2029, di mana Khofifah sudah tidak bisa maju ke periode ketiganya alias tidak ada incumbent yang dominan," jelasnya.
"Melihat arah politik hari ini, baik PKB dan PDIP, belum ada yang terang-terangan menyatakan akan memajukan calon sendiri atau minimal branding dari salah satu figur di antara kedua partai itu. Kita hanya melihat geliat dari Achmad Fauzi PDIP yang mulai ramai di baliho-baliho dan pemberitaan," tambahnya.
Untuk calon independen, Baihaki menyebut potensi itu ada. Hanya saja, ia menyebut kekuatannya akan sulit menandingi Khofifah.
"Jadi posisi Khofifah ini di atas angin, rekom partai sudah dapat tiga yang resmi dan kemungkinan besar akan bertambah. Partai yang belum mengusung calon tentu akan berpikir dua kali untuk melawan Khofifah, karena kontestasi itu perlu popularitas dari calon dan tentunya logistik yang memadai, jika hanya salah satu yang dipunya, sulit untuk mengalahkan Khofifah sampai dengan saat ini," tandasnya.
Editor : hendro