Pengamat Politik: Pemilih di Pemilu 2024 Harus Melek Literasi Digital

avatar Rakyat Jelata

Rakyatjelata - Arif RH

Surabaya - Pengamat sosial dan politik asal Kota Surabaya jawa timur, Lasiono mengingatkan pentingnya Literasi digital guna menghindari timbulnya konflik atau permasalahan pada pemilu 2024. Untuk menghindari itu dibutuhkan pemilih yang cerdas.

Menurut pria yang juga aktifis 98 itu, karena Penyebaran hoax dalam pemilu 2024 niscaya tak akan sepi dan acapkali akan muncul di media-media online atau semacamnya. Dan secara psikologis politik dan sosial akan menimbulkan keresahan.

Bahkan, mungkin akan timbul konflik ditengah masyarakat. Dan dimungkinkan berujung pada perpecahan. Maka dari itu, dibutuhkan kesadaran dalam melek literasi digital untuk menangkal penyebaran hoax tersebut.

"Literasi digital jadi salah satu kemampuan dasar berliterasi yang harus dimiliki oleh setiap individu anggota masyarakat. Kecakapan ini akan membantu seseorang untuk mengolah informasi yang diperoleh, dengan lebih berhati-hati, menyaring dan menyikapi secara tepat."tuturnya. Jum'at (14/7/2023)

Lanjutnya, literasi digital didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber dengan sangat luas yang diakses melalui piranti komputer.

Adapun dampak pemilih yang mengabaikan literasi digital ini, ia berujar, yang tidak menyaring informasi di dunia maya atau digital maka akan berdampak negatif Karena dengan literasi digital diharapkan akan membentuk warga negara yang bertanggung jawab ditengah informasi yang banyak dan bertebaran melalui media digital supaya warga negara bertanggung jawab dan bisa menilai sumber yang kredibel, memilih dan memilah informasi dengan rasional dan logis, serta tidak emosional.

"Dampak negatif dari kurangnya literasi digital muncul, seperti maraknya berita bohong, ujaran kebencian perlu diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.'jelas pria yang juga Direktur Eksekutif Jhon Consulindo

Lebih lanjut, Lasiono mengaku sangat prihatin dengan fenomena saat ini, ia melihat fenomena media sosial saat ini sudah saling serang dan melakukan propaganda yang dilakukan oleh masing masing pendukung.

"Sangat prihatin. Karena penggunaan media sosial yang salah dan tidak bertanggung jawab, dapat memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat, seperti yang kita lihat sekarang media sosial dijadikan media untuk menanamkan kebencian terhadap orang lain dengan mengunggah kata-kata atau gambar yang tidak etis sehingga terbangun rasa tidak senang dan benci terhadap seseorang, terutama mereka yang memiliki posisi penting baik di pemerintahan maupun lembaga-lembaga Negara."ternganya.

Pengamatan dia, Keadaan saat ini, media sosial dijadikan sarana untuk mencaci maki bahkan memprovokasi orang lain, perilaku  ini sangat berbahaya apalagi yang menyangkut kelangsungan hidup bernegara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Seharusnya masing-masing pendukung calon atau partai politik peserta pemilu 2024, dapat menahan diri. Dan lebih mengedepankan persaudaraan antar anak bangsa. Pemilu 2024 harus gembira."harapnya

Menyikapi itu, Lasiono berharap, pemerintah harus secara serius dan intens dalam hal ini penyelenggara pemilu 2024. Secara kontinew melakukan kontroling. Untuk mengatur pemanfaatan media sosial sebagai sarana komunikasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses pemilu 2024 mendatang.

Sedangkan bagi pemilih dan pendukung bisa bersikap bijak ditengah perbedaan pandangan politik ini karena menjelang pemilihan umum 14 Februari 2024 , isu-isu politik kian memanas dan kerap menimbulkan gesekan antar pendukung masing-masing pasangan calon presiden maupun calon anggota legislatif.

"Situasi ini wajar terjadi karena perbedaan adalah hal lumrah. Karenanya diperlukan sikap bijaksana dari masyarakat."terangnya

Lasiono menjabarkan, yang harus dilakukan adalah, tidak menyebarkan isu-isu politik di media sosial, Saling menghormati dan tidak menghakimi serta menerima pendapat orang lain.

Adapun khusus untuk pemilih pemula yang akrab dengan dunia digital, harus bisa memfungsikan medsos sebagai ajang kecerdasan, Ikut menjaga pemilu 2024 yang damai dan gembira, mengwasi pemilu 2024 agar menjadi pemilu yang berkualitas.

"Pemilih pemula jadilah pemilih cerdas. Karena sebelum memilih,  pemilih cerdas akan  mencari informasi  sebanyak mungkin  tentang pilihan yang akan dipilih. Dan pemilih cerdas akan memilih pemimpin berkualitas."pungkasnya. (ArH)

Editor : arif