Bulan Bung Karno, Gen Pancasila Ajak Mengingat Guru Soekarno Yang Layak Sandang Gelar Pahlawan

avatar Rakyat Jelata

KOTA SEMARANG - Bulan Juni bagi Soekarnois (Sebutan untuk pengagum Proklamator Kemerdekaan Indonesia Bung Karno) selalu dikenang dengan "Bulan Bung Karno" itu diketahui lantaran sebagai bulan dimana Presiden Republik Indonesia pertama itu lahir.

Namun dalam rangkaian peringatan bulan Bung Karno kita banyak melupakan sosok yang juga sebagai salah satu guru spiritual dan pemikiran Soekarno yaitu Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono yang layak untuk diperjuangkan agar diakui oleh negara sebagai salah satu pahlawan Nasional Indonesia.

Melalui spirit bulan Bung Karno ini penggerak Generasi Pancasila Nasional dalam keterangannya mengajak agar semua generasi muda Indonesia untuk tidak melupakan sejarah dengan mengingat perjuangan para tokohnya salah satunya adalah RMP Sosrokartono yang juga guru Bung Karno itu.

Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Penggerak Nasional Generasi Pancasila Raden Samsul Arifin melalui siaran persnya dalam rangka Peringatan Bulan Bung Karno. Minggu (25/6/2023).

"Melalui peringatan Bulan Bung Karno ini kami berharap khususnya pemerintah melalui Menteri Sosial agar juga mengenang sosok pejuang yang juga pemberi banyak inspirasi dan juga guru bagi sang Proklamator Bung Karno yakni RMP Sosrokartono agar bisa tahun ini diberikan Gelar sebagai Pahlawan Nasional,"ungkapnya.

Selanjutnya Mas Raden sapaan akrab Koordinator Penggerak Nasional Generasi Pancasila itu juga menuturkan bahwa RMP Sosrokartono sangat layak untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional atas jasa dan pemikirannya bagi Bangsa Indonesia.

"Kita bisa melihat bagaimana nasionalisme seorang RMP Sosrokartono yang juga dibahas dalam buku Wajah Bandung Tempo Doeloe (1984) karya Haryoto Kunto, Dimana Sosrokartono saat ditanya utusan Soekarno tentang peluang Indonesia merdek dijawabnya dengan tegas dan penuh keyakinan bahwa Indonesia pasti merdeka dan itu terjadi hingga kini menjadi warisan bagi generasi Bangsa kita ini,"ujar Mas Raden.

Dikutip dari detik.com saat mewawancarai Andyan Cahya Negara seorang pemandu musim Kartini di Jepara pihaknya menjelaskan bahwa sosok Sosrokartono adalah guru Soekarno dan juga dari berbagai sumber juga banyak menyebutkan seperti itu.

Nega yang sudah belasan tahun menjadi pemandu di Museum Kartini itu berujar, terlepas dari kemampuannya menguasai 36 bahasa, Sosrokartono juga dikenang sebagai salah satu guru Presiden pertama RI Soekarno.

"Sosrokartono punya kontribusi kepada Soekarno. Bung Karno mudanya di Indonesia, Kartono (dari) masa muda sampai puluhan tahun di Eropa. Ketika Soekarno menjadi presiden, banyak hal dipelajari, (termasuk) Eropa dan seluk-beluknya. Di situ ada sosok Kartono," ujar Nega.

Bung Karno pun diketahui sering berkunjung ke kediaman Sosrokartono di Bandung. "Setelah Kartono pulang ke Indonesia, beliau menjadi orang sepuh. Sering Bung Karno masuk, ini beberapa sejarawan mengiyakan," kata Nega.

Ditegaskan dari keterangan lanjutannya Generasi Pancasila juga akan melakukan upaya pengajuan agar RMP Sosrokartono bisa diakui dengan diberikannya gelar pahlawan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia pada Bulan November 2023 mendatang pada peringatan Hari Pahlawan Nasional.

"Kami dari Generasi Pancasila akan terus menyuarakan dan memperjuangkan agar Negara melalui Kementerian Sosial RI memberikan gelar pahlawan nasional untuk RMP Sosrokartono, Karena kurang lengkap jika kita mengenang Soekarno dan Kartini namun kita melupakan sosok yang sangat berperan dalam membentuk pemikiran kedua tokoh tersebut yakni Sosrokartono,"ucapnya.

Melalui bulan Bung Karno tahun ini Generasi Pancasila ditegaskan pada akhir keterangannya juga akan meminta restu ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar juga mendukung untuk terwujudnya gelar Pahlawan Nasional untuk RMP Sosrokartono.

"Dalam waktu dekat kami rencananya akan menghadap Mas Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah untuk juga meminta dukungan beliau agar RMP Sosrokartono bisa menerima gelar sebagai pahlawan nasional atas jasa dan buah pemikirannya untuk Bangsa ini,"tutupnya.(**).

Editor : arif