SIDOARJO,rakyatjelata.com - Satu Suro, adalah sebagai awal bulan pertama Tahun Baru Jawa, bertepatan dengan 1 Muharam 1444 H. Satu suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib pada hari sebelum tanggal satu biasanya disebut malam satu suro, hal ini karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.
Untuk sebagian masyarakat pada malam satu suro dilarang untuk ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain.
Baca juga: Gus Muhdlor Bangga Antusias Warga Ikuti Pawai Ta`aruf Peringatan 1 Muharram 1445 H
Seperti halnya yang dilakukan warga di Desa Klurak Candi, Sidoarjo.
Untuk mengenang alm Mbah Soemolawan , sebagai leluhur Desa Klurak sebagai tokoh masyarakat seperti tahun-tahun sebelumnya diselenggaran pagelaran wayang kulit bertempat di tanah lapang dekat dengan makam Mbah Soemolawan.
Mbah Marno sebagai ketua penyelenggara menuturkan Malam Suro didesa Klurak pada tahun ini bisa terselenggaran seperti tahun-tahun terdahulu sebelum pandemi melanda dunia.
Baca juga: Sidoarjo Raih Penghargaan Kabupatèn / Kota Layak Anak
"Alhamdulillah acara ini bisa terselenggara, dan tentunya kami juga melibatkan warga serta Karang Taruna RT16/RW04," terangnya. Sabtu (30/7/2022)
Mbah Sumarno menambahkan menjelang malam Suro panitia menyelenggarakan pengajian Akbar terlebih dahulu pada hari Jumat 29/7/2022 dengan penceramah agama KH, Munawir al Hafidz.
"Dan malam ini puncak malam Suro mengawali tahun pembuka yang sangat lekat dengan tradisi Jawa, melestarikan tradisi 1 Muharam supaya generasi penerus tidak melupakan para leluhurnya yang sekarang ini sudah mulai terkikis oleh jamannya digital, menggelar wayang kulit dengan dalang Ki Johan Susilo, mengambil cerita Turunnya Wahyu Berharap Rejeki Berkah Bagi Masyarakat Desa Klurak", pungkas Mbah Sumarno
Baca juga: Bupati Sidoarjo Gelontor Insentif Dan Honor 190 NAKES serta 10.558 Kader POSYANDU
Coy
Editor : Admin Rakyatjelata