LUMAJANG | rakyatjelata.com - Tim Gabungan Bongkar Ladang Ganja 25.000 Pohon di Lereng Semeru.
Pada Sabtu, 21 September 2024, sebuah operasi besar-besaran yang melibatkan tim gabungan dari Polres Lumajang, Koramil Senduro, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), dan Satgas Keamanan Desa Argosari berhasil menemukan 25.000 tanaman ganja di lereng Gunung Semeru. Temuan mengejutkan ini merupakan hasil pengembangan dari operasi sebelumnya yang dilakukan pada Rabu, 18 September 2024, di mana tim menemukan 472 pohon ganja.
Senen, 23 September 2024
Tidak berhenti di situ, pada operasi hari Jumat, 20 September 2024, tim kembali menemukan sekitar 10.000 tanaman ganja, serta 10 kilogram ganja kering yang siap edar. Penemuan ini menunjukkan adanya jaringan besar budidaya tanaman terlarang di wilayah tersebut, yang tersembunyi di antara rimbunnya pepohonan dan medan yang sulit diakses.
Kabag Ops Polres Lumajang, Kompol Jauhar Ma'arif, menjelaskan bahwa tanaman ganja tersebut ditemukan di 22 titik yang tersebar di lereng Semeru.
"Ada 25.000 pohon ganja yang kita temukan di 22 titik berbeda. Tadi kita angkut pakai karung, sekitar 63 jumlahnya," ungkap Ma'arif saat di lokasi penemuan.
Dengan medan yang sulit dan lokasi yang terpencar, operasi ini membutuhkan strategi yang matang. "Sebaran lahan yang terpisah memaksa kami membagi tim menjadi dua agar pencarian bisa maksimal. Jarak antara satu lahan dengan yang lainnya bisa mencapai 50 hingga 200 meter, tertutupi oleh rimbunan pohon serta semak belukar," tambah Ma'arif.
Operasi pencarian ladang ganja ini bukanlah hal mudah. Lereng Gunung Semeru yang curam dan tertutup hutan belantara menjadi tantangan tersendiri bagi tim gabungan. Setiap lokasi yang ditemukan memerlukan pengangkutan manual karena kendaraan sulit menjangkau titik-titik tersebut. Ganja yang telah dicabut kemudian diangkut menggunakan karung-karung besar yang harus dibawa turun dari lereng secara manual.
Penemuan ini menunjukkan adanya pola sistematis dalam penanaman ganja di wilayah tersebut. Para pelaku diduga memanfaatkan keterpencilan dan sulitnya akses menuju lereng Semeru untuk menyembunyikan aktivitas ilegal mereka.
Dengan penemuan besar ini, pihak berwajib kini fokus untuk mengungkap jaringan distribusi ganja dari lereng Semeru ke pasar gelap. Investigasi lanjutan akan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kaitan dengan jaringan kriminal yang lebih besar atau adanya aktor-aktor utama yang terlibat.
Operasi yang berhasil mengungkap ribuan tanaman ganja ini menegaskan bahwa upaya pemberantasan narkoba di Indonesia terus ditingkatkan. Dengan sinergi antar-instansi, diharapkan wilayah-wilayah rawan seperti lereng Semeru dapat terus dipantau dan diperketat agar tidak lagi menjadi ladang subur bagi aktivitas ilegal.
Dalam kasus penemuan ladang ganja di lereng Gunung Semeru, pihak kepolisian belum secara resmi mengumumkan nama-nama individu atau kelompok yang terlibat dalam penanaman tersebut. Namun, berdasarkan modus operandi dan lokasi penanaman yang terpencil, diperkirakan ada beberapa kemungkinan pihak yang terlibat:
1. Petani Lokal
Mengingat ladang ganja ditemukan di lereng Semeru, ada kemungkinan sebagian dari mereka yang terlibat adalah petani lokal atau warga sekitar yang mengenal baik medan dan memanfaatkan wilayah terpencil untuk menanam ganja.
2. Jaringan Kriminal Terorganisir
Penanaman dalam jumlah besar seperti ini sering kali melibatkan jaringan kriminal yang terorganisir. Mereka mungkin menggunakan petani lokal sebagai eksekutor, sementara pengelolaan distribusi ganja dilakukan oleh sindikat yang lebih besar dan terstruktur.
3. Pihak Eksternal dengan Dukungan Logistik
Medan yang sulit dijangkau menunjukkan bahwa mereka yang terlibat kemungkinan memiliki akses ke sumber daya dan logistik untuk mengelola ladang ganja. Mereka membutuhkan peralatan, pekerja, dan kemampuan untuk mengangkut hasil panen dari lokasi yang terpencil.
4. Pendana atau Pemodal di Balik Layar. Operasi besar seperti ini biasanya dibiayai oleh individu atau kelompok yang memiliki modal cukup besar. Mereka bisa jadi berada di luar wilayah dan menggerakkan aktivitas melalui perantara lokal.
Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap aktor-aktor di balik operasi penanaman ganja tersebut, termasuk kemungkinan adanya keterkaitan dengan jaringan distribusi narkoba di tingkat nasional atau internasional.
Penemuan ini menjadi bukti nyata bahwa di balik keindahan alam Indonesia, masih tersimpan berbagai ancaman yang perlu diwaspadai. Lereng Semeru, yang dikenal sebagai destinasi wisata dan pendakian, rupanya juga menjadi tempat bagi mereka yang mencari keuntungan dari bisnis ilegal. Operasi ini diharapkan menjadi peringatan keras bagi siapa saja yang terlibat dalam peredaran narkoba, bahwa hukum akan selalu menjerat mereka yang melanggar. (Ki/Red)
Editor : Admin Rakyatjelata