rakyatjelata.com-Pasukan Israel kembali kesekian kalinya memulai serangan darat menyerang segala sudut dan berdalih itu adalah markas hamas. Mulai dari pemukiman warga, toko makanan, sekolah hingga rumah sakit.
Tak disangka hingga Jurnalis Reporter sebanyak 40 tewas dan luka-luka jadi sasaran pasukan Israel, Rabu (15/11/2023).
Israel juga mengklaim telah menemukan rumah ibadah masjid di terowongan jalur Gaza.
Israel juga selalu mengatasnamakan kebencian yang mereka lakukan dengan alasan memberantas Hamas,
padahal korbanya kebanyakan anak-anak bahkan bayi yang tidak berdosa.
Selain itu kekejian Israel mendapat kecaman dunia termasuk dari umat Yahudi.
Ratusan demonstran dari suara damai Yahudi meneriakkan lantang "Jangan menggunakan atas nama kami, biarkan Gaza hidup," ungkap teriakan ratusan pendemo di Upland California, Amerika Serikat, Selasa (14/11).
Demonstran juga menduduki gedung Federal Upland Amerika Serikat menuntut presiden Joe Biden dan wakil presiden Kamala Harris segera mendesak Israel melakukan genjatan senjata.
Mereka juga menuntut pemerintah Amerika Serikat segera menghentikan Donasi kepada Israel yang digunakan untuk Genosida di Gaza.
"Ini adalah sebuah kejahatan dan tidak manusiawi yang juga mereka lakukan peperangan terhadap gadis kecil maupun tim medis yang mereka anggap musuh," terang Demontrasi.
Hal yang sama juga dilakukan perkumpulan pemuka agama Yahudi yang menyebut dirinya Rab untuk genjatan sejata bersama sejumlah anggota parlemen Amerika Serikat berkumpul di Washington DC.
Demonstrasi Pro Palestina juga terjadi di kantor perwakilan kongres Jeret Moskow white florida mereka mengutuk kekejaman israel yang membunuh lebih dari sebelas ribu orang yang ratarata korban anak kecil dan bayi perempuan.
Demonstrasi menuntut genjatan senjata di lakukan segera dan mengutuk kekejaman israel terjadi diseluruh penjuru dunia.
masyarakat dunia ramai-ramai mendesak pemerintahnya untuk mengambil sikap terhadap Israel, bahkan 9 negara menarik duta besarnya dari tel aviv hingga memutus hubungan Diplomatik dengan Israel. (Ndro).
Editor : hendro
