Surabaya Darurat Sampah, PMII Aksi Desak Walikota Copot Kepala DLH

avatar Rakyat Jelata

SURABAYA, rakyatjelata.com - Demo mengusung isu "Surabaya Darurat Sampah" yang di geber oleh Massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sedikit ricuh. Pasalnya para mahasiswa ingin bertemu dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk menyampaikan aspirasi. Namun, karena belum kunjung ditemui, massa berupaya menerobos dan menginjak-injak kawat berduri.

Suasana pun mulai memanas. Para mahasiswa maju dan polisi meminta mundur. Akhirnya terjadi saling dorong antara mahasiswa dan polisi. Meski demikian kondisi tersebut tak berlangsung lama.

Baca Juga: Kapolres Gresik Tegas Copot Satu Anggota Polres Gresik dengan Tidak Hormat

Sejumlah mahasiswa sempat diamankan ke dalam Taman Surya dan kembali dengan luka dan darah di wajah. Setelah kondisi sudah kondusif, mahasiswa kembali melakukan aksi dan menyampaikan tuntutannya.

Ketum PC PMII Surabaya, Muhammad Husaini mengatakan ada 5 tuntutan yang dibawa. Tujuannya ingin adanya transparansi terkait sampah dan tanggung jawab pemerintah.

"Kita minta Bapak Eri Cahyadi untuk mengevaluasi mencopot DLH tidak tanggung jawab dalam optimalisasi sampah di Surabaya," kata Husaini saat ditemui detikJatim, Kamis (31/8/2023).

Selain itu, mahasiswa ini juga meminta Eri untuk mengevaluasi PD Pasar Surya. Khususnya terkait sampah plastik.

"Dirut PD Pasar belum sosialisasi terkait amanat Perwali No. 16 tahun 2022 tentang pembatasan sampah plastik," ujarnya.

Tuntutan ketiga, meminta Eri Cahyadi untuk mengevaluasi izin kontrak kerja sama antara pemkot dengan pihak swasta. Keempat, membuat roadmap pengelolaan sampah dari hulu ke hilir ke DLH.

"Tapi gak dikasih jawaban maksimal, malah fokus angkut TPS ke TPA, dari hilir saja. Kelima, kami ingin adanya transparansi dari pemkot kontrak kerja sama pemkot dan swasta," jelasnya.

Husaini lalu menyinggung pada aksi tersebut ada 6 anggotanya yang diamankan polisi, namun tak sampai ditahan dan segera dibebaskan. Sedangkan satu anggota yang terluka yakni bernama Eri Mahmudi.

"Di dalam diamankan saja. Kita akan turun lagi. Diamankan di dalam 6. Alasan polisi massa tidak bisa dikendalikan," tandas Husaini.(Ki/red)

Editor : ida