Pengukuhan Jadi Gubes Unitomo Ke 19, Slamet Riyadi Dorong Industri Batik Tulis Go Internasional

avatar Rakyat Jelata

FOTO : Rektor, Dr. Siti Marwiyah, S.H., M.H., mengukuhkan Prof. Dr. Drs. Ec. Slamet Riyadi, M.P., M.M., sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen


SURABAYA,rakyatjelata.com - Rektor Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Dr. Siti Marwiyah, S.H., M.H., kembali mengukuhkan guru besar ke-19 pada bulan Juni ini.  Tepatnya pada hari Kamis (23/6/2022) Rektor mengukuhkan Prof Dr Drs. Ec. Slamet Riyad MP MM bertempat di Auditorium Ki H. Mohammad Saleh lantai 5 gedung F kampus JI Semolowaru Surabaya.

Baca Juga: Survei PRC: Khofifah Perkasa di Pilgub Jatim 2024

Acara pengukuhan guru besar ke-19 Kampus Kebangsaan dan Kerakyatan ini dipimpin rektor Dr Siti Marwiyah, SH. MH yang dihadiri Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (120) Wilayah VI Jawa Timur Prof Dr Ir Suprapto DEA, dan menyerahkan langsung Surat Keputusan pengangkatan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini sebagai guru besar.

Pada proses pengukuhan guru besar itu, Prof Dr Drs. Ec. Slamet Riyad MP MM memberikan orasi ilmiah terkait Model dan Strategi Meningkatkan Keunggulan Daya Saing Industri Batik Tulis Menuju Go Internasional. Menurutnya kontribusi industri baik terhadap perekonomian nasional sejauh ini belum optimal.

[caption id="attachment_62086" align="alignnone" width="542"] FOTO : Rektor, Dr. Siti Marwiyah, S.H., M.H., menyematkan samir Guru Besar kepada Prof. Dr. Drs. Ec. Slamet Riyadi, M.P., M.M.[/caption]

"Nilai ekspor industr fashion Indonesia sebelum pandemi global melanda beberapa tahun lalu sudah mencapai hampir 20 milyar US Dollar per tahun atau senilai hampir 4% PDB Indonesia Dari jumlah itu, nitai ekspor industri batik sebagai salah satu bahan baku produk pakaian jadi masih di bawah 100 juta US Dollar per tahun, tidak sampai 1% dari total nilai ekspor industri fashion. Padahal Indonesia memiliki ratusan sentra industri batik dengan hampir 40 ribu unit usaha yang menyerap hingga 200.000 tenaga kerja" ujar Stamet

Diantara sentra-sentra batik yang ada di Indonesia, meski didominasi industri kecil dan menengah (IKM), menurut Slamet cukup banyak yang sebenarnya punya prospek menembus pasar internasional. "Di daerah Tanjung Bumi, Bangkalan misalnya, yang pernah saya teliti. Dan hasil analisa SWOT diketahui, positioning pelaku industri batik tulis di wilayah ini berada di kuadran 1, yang artinya mereka sebenarnya punya kekuatan lebih besar dibanding kelemahannya sedang peluangnya pun lebih besar dibanding ancaman yang dihadapi papar mantan wakil rektor 2 Unitomo periode 2013-2017 dan 2017-2021 ini.

Baca Juga: Anak DPR RI Pembunuh Pacarnya!! Ini Modusnya....

Karena itu, saran Slamet, cukup tepat jika pelaku industri batik tulis di wilayah ini melakukan strategi yang lebih bersifal agresif melalui berbagai inovasi produk inovasi pewamaan inovasi standarisasi, inovasi pemasaran inovasi teknologi dan inovasi kerjasama Pemerintah, termasuk kalangan perguruan tinggi dan stakeholder lain bisa mengambil peran dalam upaya peningkatan daya saing ini melalui berbagai program pelatihan, bantuan permodalan kerjasama dan sebagainya Namun untuk lebih menjamin kesesuaian berbagai program iu dengan harapan dan kebutuhan mereka maka pelaksanaannya harus dengan menggunakan pendekatan yang lebih partisipatif bukan top down dari atas ke bawah, tapi bottom up dan bawah ke atas sarannya.

id@

Baca Juga: Slot4D | Daftar Situs Slot 4D Gacor Terbaru 2023 Gampang Menang Modal Deposit 10k pasti gacor maxwin

Editor : Admin Rakyatjelata