Pedagang Pasar yang Tolak Di pindah Datangi Reses Wakil DPRD Bojonegoro

avatar Rakyat Jelata

Rakyat Jelata Bojonegoro - Rombongan paguyuban pasar kota Bojonegoro mendatangi acara Reases masa sidang I tahun 2022 fraksi Partai Demokrat Sukur Priyanto. Sabtu (22/1/2022) malam. Reses Dapil I yang di lakukan oleh Wakil DPRD Bojonegoro tersebut, bertempat di rumah makan 44S yang berada di jalan lisman, Kabupaten Bojonegoro. Acara dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan. Sebagaimana di ketahui, Reses adalah di mana para anggota DPRD turun ke Daerah Pemilihan (Dapil) masing - masing untuk menampung aspirasi dari konstituennya. Dalam kesempatan tersebut, Perwakilan paguyuban pedagang pasar menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Sukur Priyanto sebagai anggota DPRD yang selama ini telah membela mereka. "Kami rombongan dari paguyupan pasar kota mengucapkan terima kasih kepada pak sukur yang telah mengawal dan memperjuangkan hak - haknya orang pasar," Ucapnya. Perwakilan paguyupan pedagang pasar tersebut berharap, ada Anggota DPRD yang seperti Sukur Priyanto, yang berani berdiri di depan untuk membela suara mereka. "Kami butuh pak Sukur - pak sukur yang lain, kami butuh profil seperti beliau yang berani berdiri di depan kami, bukan di belakang kami,"tegas pria tersebut. "Pokoknya saya pesan sama pak sukur untuk tetep berdiri bersama rakyat,"harapnya. Menanggapi itu, Sukur Priyanto, mengatakan, bahwa sebagai wakil rakyat ia harus lakukan itu, karena ia melihat ada komunikasi yang terputus antara pemimpin dan pedagang. Syukur menceritakan, pada tahun 2021, pada saat membahas dengan teman - teman DPR, tidak pernah ada rencana pemerintah daerah itu mau memindah pasar, namun yang ada pemerintah bangun pasar baru. Makanya DPR setuju. Sukur menyesalkan, karena tiba - tiba dinas perdagangan mensosialisasikan agar pedagang pasar di pindah, dan kesannya mendadak, padahal sebelumnya pedagang telah di janjikan bisa menempati sampai tahun 2024. "Makannya dari sini bisa kita simpulkan, adanya penolakan itu sebenarnya ada komunikasi yang terputus antara pemimpin kita dan pedagang," Ucapnya. Menurut Sukur, penolakan tersebut terjadi bukan karena mereka tidak mau di ajak bicara, bukan mereka ingin menguasai aset negara, namun mereka hanya ingin memegang hak sampai akhir perjanjian 2024, yang telah di janjikan. "Saya yakin, para pedagang punya pikiran dan jiwanya rasional, mereka tak mungkin akan menguasai aset negara, tetapi ketika mereka menuntut keinginan dan hak mereka itupun harus di hargai,"tuturnya. Sukur mengatakan, Komunikasilah yang perlu di bangun, karena dalam konteks era pandemi seperti saat ini, estetika kota cantik, indah itu, harusnya jadi nomer sekian, karena isi perut rakyatlah yang lebih penting. "Kita setuju upaya mempercantik kota, memperindah kota, namun harusnya tanpa mengusir, tapi harus ada komunikasi yang baik, karena buat apa kalau kotanya indah tapi rakyatnya kelaparan, karena dagangannya tak laku, dampak dari tempat baru,"terangnya. Di akhir penyampaiannya, Sukur kembali menegaskan bahwa, waktu rapat dengan DPRD dulu tidak ada rencana pemindahan pasar. Reporter: Arp Fals.

Editor : Admin Rakyatjelata