Kapal Termewah PT DLU Siap Layani Trans Nusa Tenggara

avatar Rakyat Jelata

Foto : Penasehat PT DLU Bambang Haryo Soekartono di dampingi Khoiri Soetomo Ketua Gapasdap dan jajaran Direksi PT DLU serta Anita Puji Utami Direktur Utama PT Adhiluhung Saranasegara Indonesia dalam acara peluncuran kapal KM Dharma Rucitra VIII, Senin (13/3/2023).


SURABAYA,rakyatjelata.com - Keseriusan PT Dharma Lautan Utama (DLU) melayani masyarakat secara masal tak surut meski dihadapkan dengan kenyataan masih minimnya dukungan pemerintah atas regulasi terhadap angkutan laut. Hal itu ditunjukkan dengan menghadirkan KM Dharma Rucitra VIII hasil garapan galangan kapal PT Adiluhung Saranasegara Indonesia yang diluncurkan pada hari Senin (13/3/2023) di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Berbekal niat suci untuk melayani masyarakat yang sangat membutuhkan kapal laut sebagai sarana lintas kepulauan di Nusantara, PT Dharma Lautan Utama (DLU) akan tetap berupaya menjadi yang terdepan dalam menjawab hasrat bangsa sebagai wujud bakti pada Ibu Pertiwi. Untuk itu, hadirnya kapal baru KM Dharma Rucita VIII yang menjadi armada transportasi laut ke 45 miliknya adalah jawaban yang di wujudkan perusahaan pribumi itu atas masih kurangnya angkutan laut di Republik Ini.

Armada kapal baru KM Dharma Rucitra VIII yang kami luncurkan ini merupakan jawaban kami atas permintaan dari beberapa pemerintah daerah di belahan Indonesia timur yang berharap DLU bisa membangun kapal baru untuk melayani. Kemarin kita mendapatkan permohonan dari beberapa daerah terutama daerah-daerah yang berhubungan dengan wilayah perbatasan kita termasuk juga Kalimantan yang dengan adanya IKN dan sebagainya, kata Bambang Haryo Soekartono Penasehat PT DLU disela peluncuran kapal KM Dharma Rucitra VIII di Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak, Surarabaya, Senin (13/3/2023).

Walaupun kondisinya belum kondusif di dunia usaha angkutan laut, iya toh.., lanjut Bambang, seperti yang sempat dialami beberapa perusahaan hingga mati, dan juga ada beberapa perusahaan yang ingi marger itu bukti bahwa operator angkutan laut sangat menderita, tetapi kami DLU tetap berusaha untuk bisa membantu masayarakat. Karena yang menggunakan transportasi laut ini sudah bukan masyarakat menengah kebawah lagi tapi sudah bawah-bawah sekali.

Tentu masyarakat yang bawah-bawah sekali ini jumlahnya banyak, dan ini harus kita lindungi juga yang di dalam undang-undang harus di buck up oleh pemertintah. Untuk itu, kita tetap mempersembahkan kapal KM DHarma Rucitra VIII ini demi untuk meraka supaya bisa terlayani. Disamping itu, angkutan udara juga terjadi pengurangan tripnya sehingga kondisi itu harus diantisipasi dengan hadirnya moda transportasi lain yang tak lain angkutan masal seperti angkutan laut, imbuhnya.

Menambahkan, Khoiri Soetomo Ketua Umum Gapasdap (Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan sungai, Danau dan Penyeberangan) mengingatkan, berbicara angkutan laut itu antara pemerintah dengan pelaku usaha harus ada kerjasama yang baik, karena pemerintah selaku regulator juga mempunyai tugas menciptakan iklim usaha yang kondusif, salah satunya membuat regulasi yang baik yang bisa diterapkan, dan kedua adalah memberikan fasilitas, seperti alur pelayaran di daerah pelabuhan dimana hari ini masih sangat banyak pelabuhan yang alurnya belum sesuai dengan permintaan yang tidak bisa mendukung oprasional kapal-kapal.

Maka dari tu, iklim usaha yang kondusif ini, pertama terjadi keseimbangan antara diman dan suplay, kedua terjadi keseimbangan antara sarana dan prasarana, ketiga tentu harus memberikan pentarifan seperti yang telah disampaikan pak penasehat (Bambang Haryo, red) bahwa Indonesia merupakan negara dengan tarif yang terendah bukan hanya di Asian, bahkan di dunia, ujarnya.

Bila disinggung, mengapa DLU dalam kondisi yang tidak begitu kondusif masih tetap ingin terus memperbaiki layanan dengan menambah armada, karena memang kami sudah 47 tahun berada. Jadi selama 47 tahun sudah banyak yang di dharma bhaktikan, dan kita mau memulai lebih dahulu.

Mudah-mudahan dengan kita memulai lebih dahulu, akan diikuti oleh pemerintah yang juga akan tergerak untuk menyiapkan fasilitas alur pelabuhannya plus pemerintah juga harus turut serta menciptakan iklim usdaha yang kondusif dengan memberikan standart sefty yang tinggi dengan cara meregulasi ODOL (Overload Overdimensi.red) dan bisa diimplementasikan. Karena saat ini ODOL luar biasa parahnya, dan juga ada IMDG Code dimana masih banyak muatan truk yang tidak terdeteksi keberadaannnya sehingga sangat mudah terbakar, ungkap Khoiri yang juga pengelolah kapal lintas pendek group PT DLU.

Tentu dunia usaha, lanjut Khoiri, mempunyai kemampuan beradaptasi dalam kondisi ssulity apapun, namun demikian sesabar-sabarnya pelaku usaha Dia juga punya limit batas maksimum yang tidak bisa kita lampaui lagi. Memang saat ini telah kita ketahui begitu banyak perusahaan pelayaran angkutan laut yang sangat mengalami kesulitan , apakah saat ini menjual kapalnya bahkan menjualperusahaannya karena kredit macet atau tidak mampu membayar gaji karyawan tepat waktu hingga gali lubang tutup lubang agar bisa bertahan.

Kondisi itu tidak bisa dibiarkan berlama-lama, pemerintah harus bisa melihat ini bukan hanya sebagai angkutan umum masal tetapi juga sebagai fungsi infrastruktur yang pemerintah tidak perlu lagi berinvestasi untuk membangun jembatan di semua pulau tapi sudah kami lakukan sehingga pemerintah cukup memberi support, memberi insentif yang yang memadahi, tegasnya.

Dengan begitu beratnya beban yang harus di pikul pengusaha angkutan laut, kita berharap pemerintah segera bisa berbuat, dan kita sudah melakukan upaya-upaya baik melalui surat, melalui dialog dan beberapa media serta terakhirt juga melalui ombustmend, bahkan Gapasdap terpaksa ambil jalur melalui PTUN untuk menguji apakah keputusan menteri perhubungan ini sudah layak dan tidak melanggar aturan yang sudah dibuat pada PM 66 sebelumnya misalnya.

Upaya yang sudah dilakukan gapasdap sudah runtut, sehingga semua berpulang pada kebijakan pemerintah untuk peduli pada kenyataan itu jika lama-lama permintaan operator tidak direalisasikan, Apa mau pemerintah melihat rakyatnya dilayani dengan keselamatan yang dibawah standar. Apa mau rakyatnya dilayani dengan standar kenyamanan dibawah..?, kalau mau ya ngak papa kita kasih standar pelayanan yang sesuai dengan kemampuan, dan ini sudah terjadi di lintasan pendek mayoritas ada di bawah standarisasi pelayanan minimum, cetus Bambang Haryo.

Ditempat yang sama, Direktur Operasi dan Usaha PT Dharma Lautan Utama, Rahmatika Ardianto menjelaskan, KM Dharma Rucitra VIII armada baru yang diluncurkan ini nantikanya akan berlayar dengan rute dari Surabaya ke wilayah Indonesia bagian Timur khususnya Trans Nusa Tenggara wilayah Selatan ke Ende yang menyinggahi Lembar sebelumnya bahkan hingga Laboan Bajo.

Untuk sementara, pelayaran perdana akan melayani Surabaya-Balikpapan sebagai uji coba, dan selanjutnya akan kembali seperti jadwal yang telah direncanakan untuk trans Nusa Tenggara (Surabaya-Lembar-Ende-Labuan Bajo), urainya.

Memang, saat ini untuk wilayah Nusa Tenggara sisi Utara ada KM Dharma Rucitra VII dengan rute ke Maumere, dan Lembar juga sudah ada kapal yang telah melayani, yaitu KM Kirana VII.Sedang, hadirnya KM Dharma Rucitra VIII melayani Ende hingga Laboan Bajo itu sebagai jawaban DLU atas permintaan masyarakat yang telah disampaikan oleh pemerintah daerah agar ada line ke Trans Nusa Tenggara Utara.

Seperti yang telah disampaikan penasehat (Bambang Haryo.red) bahwa DLU meluncurkan kapal KM Dharma Rucitra VIII untuk memenuhi permohonan masyarakat, tandas Rahmatika.

Rahmatika juga menambahkan, kapal KM Dharma Rucitra VIII dengan Panjang 146 meter dan Lebar 26 meter mempunyai kapasitas 1300 penumpang, Truk 80 uit, Kendaraan kecil 200 unit dengan 2 car dek untuk truk, 3 car dek kendaraan kecil serta ruang ekonomi, ruang klas, ruang eksekutif Sea View yang memanjakan pelangan dapat menikmati laut dari balik jendela kapal serta kamar VIP Sweet yang dilengkapi kamar mandi dalam.

Disamping itu, fasilitas yang ada diatas kapal ada tempat laundry, potong rambut, tempat olah raga kebugaran, karaoke room, dan diatas kapal ada tempat lintasan untuk lari memutari kapal serta tempat santai juga disediakan.

Konsep kita itu kapal untuk menunjang industri pariwisata karena banyak juga penumpang kapal yang memang berpergian untuk berpariwisata. Jadi kapal bisa menjadi tempat liburan bagi wisatawan dengan fasilitas yang ada

Banyak Fasilitas yang dimiliki KM Dharma Rucitra VIII tidak dimiliki kapal DLU lainya. Bayangkan, pelayaran ke Lembar hanya 16 jam transit 1jam setengah lalu lanjut ke Ende. Di jadwal dari Surabaya sampai Ende 40 jam, pungkasnya. (Red)

Dilansir dari media titikomapost.com

Editor : ida