Kadrun Geser Budaya Jawa, Kanjeng Norman Angkat Bicara

avatar Rakyat Jelata


Catatan : KP Norman Hadinegoro. Kali ini kelompok pendatang saya sebut KELOMPOK KADRUN sangat merusak dan meresahkan masyarakat indonesia, dengan berdalih ajaran islam mereka sudah berani mempengaruhi dan berusaha menggeser nilai budaya jawa yang kita miliki sejak dulu kala. Perangai keras dan kurang ajar  telah mereka suguhkan kepada publik bahwa seolah olah mereka yang paling benar. Kenapa demikian, karena mereka sudah berani terang2an menantang mengusik kenyamanan tradisi leluhur kami, hal itu di perjelas dengan mempertontonkan salah satunya menendang sesaji, bahkan berani menghancurkan situs peninggalan leluhur nenek moyang kami. Kelompok Kadrun ini sudah semakin kurang ajar, berani terang2an merusak Pusaka Keris dimuka umum  masyarakat jawa dan  wanita jawa diploroti agar tidak boleh berkesenian lagi. Saya perhatikan Kelompok Kadrun ini semakin kurang ajar dan tidak beradab. Ini tidak bisa di biarkan.mereka harus taat pada aturan negara. mereka tidak bisa seebaknya merubah aturan budaya dari bumi Nusantara. Perlu di ingat, bahwa Indonesia adalah Nusantara jadi bukan negara islam, Meskipun masyarakatnya mayoritas islam.dahulu pernah ada upaya dari DI/TII untuk merubah ideology indonesia menjadi negara islam, namun hal itu tak bertahan lama sebab hal tersebut tekah di anggap sebagai bentuk pemberontakan sehinga para pelakunya di bumi hanguskan oleh sistem pertahanan dan keamanan negara. Ada bebera hal yang mengusik dalam pemikiran kita, Pertama : Wanita dikerudungin kemudian dicadarin. Artinya apa? Sanggul dan kebaya perlahan tapi pasti akan hilang dari tanah Jawa. Hampir semua wanita Jawa yang sudah kerudungan tak akan mau atau tak "enak hati" saat disuruh pakai sanggul. Kedua : Musik tradisional dan seni tradisional dilarang. Kelompok Kadrun yang kurang ajar ini, berani  mengharamkan musik dan pelarangan wanita menyanyi. Apa akibatnya..? Gamelan, Campursari, tayub, ludruk, kethoprak, wayang nantinya akan tinggal cerita. Ketiga : Adat  tradisi dari zaman leluhur mereka larang. Akhir-akhir ini banyak Kelompok Kadrun berkedok Ustad berceramah tentang pelarangan selamatan alam, bersih desa, sedekah bumi, larung sesaji dll. Suka tidak suka akan terus menggerogoti pada keberadaan kebudayaan Jawa. Keempat : Pelarangan kata-kata yang berbau tradisional. terbaru adanya pelarangan penyebutan pada ibu Pertiwi, Sri, Wisnu dan lain sebagainya. Siapa yang berani melarang nyebut ibu pertiwi? Kelima : Lemahnya kebanggaan orang Jawa pada budayanya sehingga terkesan cuek saat ada pihak lain yang ingin merusaknya. Kalau yang ini erat kaitannya dengan orang tua dan pemerintahan terutama dinas pendidikan yang lebih condong pada budaya Arab. Walaupun budaya Jawa saat ini masih eksis, lambat laun akan semakin  tergerus oleh gerakan kelompok kadrun mereka sekarang sudah semakin terang-terangan. Kita harus membuka mata kita lebar lebar agar upaya penggeseran nilai luhur dari pendahulu kita yang masih erat dengan budaya jawa hangan sampai hilang begitu saja hanya karena ulah dan pemikiran yang sepenggal. Dalam hal ini pemerintah Indonesia agar dapat memberikan batasan atau aturan yang bisa mempertegas adanya pelestarian terhadap budaya jawa yang saat ini terancam akan sirna oleh pemahaman para kadrun yang tidak mengerti tentang nilai luhur para nenek moyang kita. (Red)

Editor : Admin Rakyatjelata