Jadikan Sampah Rumah Bernilai Ekonomis, Eco Enzyme Metode Yang Bagus!!

avatar Rakyat Jelata

Surabaya,rakyatjelata.com - Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) bersama relawan Eco Enzyme Nusantara (EEN) menyelenggarakan panen perdana F2 dan Demo Detox rendam kaki, di Pasar Atom Surabaya, pada Kamis (23/2/2023).

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) adalah hari Nasional yang diperingati setiap 21 Februari, untuk mewujudkan serta meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap masalah sampah yang dihasilkan setiap harinya, maka untuk mengupayakan mengurangi penghasil sampah perlu dilakukan Reduce (mengurangi), Reuse (memakai kembali), Recycle (daur ulang), Replace (mengganti).

Baca Juga: Rombongan Pengawas Pemilu Bangga Tak Gunakan Helm di Jalan Raya

Ketua Penyelengara Chistiany Tanzil Eco Enzyme Nusantara Jawa Timur mengatakan, untuk mengetahui lebih lanjut Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari , diwajibkan kita perlu peduli ramah lingkungan dan menjaga kelestarian serta mengurangi polutan- polutan

Sampah semestinya Limbah yang tidak diperuntukan atau hal kotoran yang sangat menjijikan, seperti diketaui pengolahan Eco Enzyme melalui metode fermentasi bahan sampah kulit buah dan sayuran, tambahnya Chistiany menjelaskan adalah yang bisa dikelola menjadi nilai ekonomis rumah tangga, maka wajib diketahui untuk menjadikan ramah lingkungan kita

Hal tersebut diungkapkan Chistiany, berkelanjutan untuk mendorong kami mencari cara mengatasi mengurangi sampah agar lebih bermanfaat, kami akhirnya membuat Eco Enzyme untuk mengolah sampah organik rumah tangga yang memiliki nilai guna.

Dengan begitu mengurangi kejolak sampah yang semakin hari semakin bertambah, Eco Enzyme menjadi hal penting dalam pengelolahan sampah yang diciptakan lingkungan rumah tangga menjadi nilai guna seperti: sabun, pembersih lantai, dan kebutuhan bercocok tanam

Baca Juga: Survei PRC: Khofifah Perkasa di Pilgub Jatim 2024

Masih kata Chistiany, "berawal sejarah Hari Peduli Sampah Nasional bermula dari peristiwa pada tahun 2005 silam. Saat itu terjadi longsor gunungan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 silam.

Seperti yang kita ketahui, jika tanah sudah tidak organik karena banyaknya manusia memakai bahan kimia, dan pada akhirnya tanah tersebut akan menjadi keras sulit ditanami, diprediksi pada tahun 2050 mendatang Indonesia bisa krisis pangan karena banyaknya bahan kimia yang dipakai, kata Chistiany.

Lanjut Chistiany, oleh sebab itu dengan mengurangi sampah dapur kita juga mengurangi polutan-polutan di sekeliling kita, jadi dari sampah yang kita daur sebetulnya itu adalah sampah bersih karena dari dapur kita masing-masing.

Baca Juga: Anak DPR RI Pembunuh Pacarnya!! Ini Modusnya....

Daripada kita buang lebih baik kita manfaatnya untuk mengurangi sampah organik seperti plastik dan itu sangat lama sekali untuk menguranginya organik oleh sebab itu Eco Enzyme yang nantinya bisa membuat mogot, tutur Chistiany.

Dari mogot, nanti bisa menguraikan menjadi mikro, karena dari sampah plastik bisa dimusnahkan dengan Eco Enzyme, seperti yang dipraktikkan tadi dari cara pembuatan, untuk bulan pertama itu mengeluarkan gas metan kemudian bulan kedua alkohol kemudian bulan ketiga sudah terbentuk menjadi Eco Enzyme, "beber Chistiany.

Ayo kita bersama melestarikan bumi tercinta Indonesia, dengan bersama-sama Marathon, rally terus untuk memperjuangkan di berbagi pendidikan termasuk sekolah-sekolah, University bahkan kita ketika anak TK sudah mulai mengerti apa sich Eco Enzyme itu, pungkasnya. (Ndro)

Editor : hendro