Cegah Penyakit Campak, Pemkot Surabaya Geber Tingkatkan Imunisasi Measles Rubella

avatar Rakyat Jelata

SURABAYA,rakyatjelata.com - Untuk mencegah penularan penyakit Campak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan pemberian tambahan imunisasi Measles Rubella (MR) melalui rekomendasi pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI), kepada balita antara usia 9 hingga 59 bulan Hal itu adalah salah satu upaya pencegahan penularan serta sebagai proteksi tambahan bagi sasaran yang berisiko.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina menjelaskan bahwa pihaknya melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit Campak secara rutin dan konsisten. Salah satunya, melalui pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang pada Agustus-Oktober 2022 lalu sudah terlaksana

Baca Juga: Surabaya Eastern Ring Road (SERR), Pemkot Surabaya Rancang Jalur Juanda-Tanjung Perak

Disamping itu, pemberian imunisasi rutin terus digiatkan untuk memastikan setiap sasaran terfasilitasi secara optimal. Pelaksanaan sweeping (door to door) bagi sasaran yang belum diimunisasi, juga terus dilakukan untuk menjamin pemerataan cakupan di masing-masing wilayah di Kota Pahlawan.

Kegiatan BIAN secara serentak dilakukan untuk meningkatkan herd immunity terhadap penyakit Campak, kata Nanik, Kamis (26/1/2023).

Selain itu untuk meningkatkan kewaspadaan warning, apabila menemukan suspek Campak yang ditandai dengan gejala demam dan ruam. Selanjutnya, dilakukan pengambilan sampel serum, penyelidikan Epidemiologi, pencatatan dan pelaporan secara individual yang merupakan langkah-langkah harus dilakukan dalam surveilans aktif Campak di lapangan.

Nanik mengaku terjaring monitoring beberapa kasus terkonfirmasi penyakit Campak didominasi terdapat ruang buka di wilayah Surabaya Utara. Penyakit Campak tersebut disebabkan oleh penyakit akut dan penularan oleh virus RNA dari genus Morbillivirus yang tergolong dari keluarga Paramyxoviridae. Virus tersebut dapat mudah mati karena panas dan cahaya

mengingat adanya risiko penularan melalui wilayah perbatasan Surabaya yang terindikasi ada peningkatan kasus sejak TW 3-4 tahun 2022 di wilayah tersebut, ujarnya.

Sudah ada, terakhir 46 tapi sudah sembuh semua per Desember 2022 kemarin, dimana sebagian besar dari kasus tersebut mempunyai riwayat perjalanan dari wilayah perbatasan Surabaya. Yakni, limpahan dari tetangga pulau, karena Madura saat ini ditetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Januari 2023 sekarang belum ada konfirmasi kasus, ungkapnya.

Baca Juga: Halalbihalal Bersama Guru, Wali Kota Eri Mengharapkan Pembentukan Karakter Pelajar Surabaya

Karenanya, pihaknya melibatkan seluruh layanan fasyankes (fasilitas layanan kesehatan) yang meliputi puskesmas, rumah sakit, dan klinik. Diantaranya untuk melaporkan setiap kasus yang berkunjung ke fasyankes dengan gejala demam dan ruam yang akan dikelompokkan sebagai suspek Campak.

Selanjutnya akan ditatalaksana dengan pengambilan dan pemeriksaan serum darah serta PE untuk pelacakan di lapangan, jelasnya.

Oleh sebab itu, Nanik meminta masyarakat untuk mengenali ciri-ciri atau gejala penyakit Campak yang harus diwaspadai oleh para orang tua. Diantaranya, panas badan biasanya > 38 derajat celcius selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair.

Bercak kemerahan/rash/ruam yang dimulai dari belakang telinga berbentuk makulopapular selama 3 hari atau lebih, beberapa hari kemudian (4-7 hari) akan menyebar ke seluruh tubuh, terangnya.

Baca Juga: Penyebab Banjir Karena Pengerjaan Proyek Saluran, Wali Kota Surabaya Minta Maaf Kepada Warga

Kemudian, tanda khas (patognomonis) ditemukan Kopliks spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mucosa bucal). Dan bercak kemerahan makulopapular setelah 730 hari akan berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) dan disertai kulit bersisik.

Untuk kasus yang telah menunjukkan hiperpigmentasi maka perlu dilakukan anamnesis dengan teliti, dan apabila pada masa akut (permulaan sakit) terdapat gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya maka kasus tersebut merupakan kasus suspek Campak, imbuhnya.

Lebih lanjut, mengenai target nasional tahun 2022 untuk antigen MR adalah 95 persen. Capaian di Kota Surabaya sebesar 99,23 persen untuk MR 1 yang menyasar usia 9 bulan dalam Imunisasi Dasar Lengkap. Serta, sebesar 101,99 persen untuk MR 2 yang menyasar usia 18-24 bulan dalam imunisasi booster Baduta (bayi bawah dua tahun).

Target nasional tahun 2022 untuk antigen MR adalah 95 persen. Capaian di Kota Surabaya adalah MR 1 sebesar 99,23 persen dan MR 2 sebesar 101,99 persen, pungkasnya. (*Pur)

Editor : ida

Berita   

Akhmad Adi Sugiarto Resmi Jabat Kasi Intel Kejari Karawang

Kejaksaan Negeri Karawang menggelar acara serah terima jabatan (Sartikab) antara Akhmad Adi Sugiarto SH.MH, yang sebelumnya menjabat sebagai Kasi Intel di Kejari Subang, dan Kepala Seksi Intelijen Kejari Karawang, Rudi Iskonjaya SH.MH, yang dipindah tugas…