BKKBN Jawa Timur Rembuk Stunting dan Gerak Sinergis Bersama Insan Pers

avatar Rakyat Jelata

SURABAYA,rakyatjelata.com - BKKBN menyelenggarakan Kegiatan media Gathering dengan tema Rembuk Stunting dan Gerak Sinergis Bersama Insan Pers adapun yang dibahas dalam kegiatan tersebut yang kita kenal dengan sebutan Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) dan Penurunan Stunting

Hadir Sebagai narasumber antara lain Dr. Suko Widodo, M.Si, Praktisi Komunikasi dari UNAIR serta Sukamto, SE., M.Si, Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur serta, dalam kegiatan acara Media Gathering bertempat di Kuno Kini Cafe dan Resto, Kamis, (29/12/2022)

Baca Juga: TNI AD Audiensi Bersama Pemerintah Kota Bahas Penurunan Angka Stunting

Sukamto, SE., M.Si, Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menyampaikan Amanat Presiden Republik Indonesia, bahwa BKKBN tahun 2021 BKKBN mendapatkan mandat untuk menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana Perpres 72/2021 tentang PPS, dengan target prevalensi angka stunting di Indonesia adalah 14 % pada tahun 2024.

Berdasarkan data Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) 2021 bahwa angka stunting Nasional 24,4; sedangkan Jawa Timur 23,5, dengan Target (2022: 20,13); (2023: 16,83) dan (2024: 13,51). Selanjutnya 10 Kabupaten / Kota yang prevalensi angka stuntingnya tertinggi adalah sebagai berikut: Bangkalan (38,9) Pamekasan (38,7), Bondowoso (37, Lumajang (30,1),  Sumenep (29), Kota Surabaya (28,9), Mojokerto (27,4),.Malang (25,7), Kota Malang (25,7), Nganjuk (25,3). Ucap Sukamto

Masih Sukamto, Salah satu prioritas kegiatan yang termuat dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) adalah dengan membentuk TPPS, SATGAS dan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari unsur Bidan/Tenaga Kesehatan lainnya,TP- PKK dan Kader KB. Jawa Timur sebanyak 31.243 TPK atau 93.729 orang TPK yang tugasnya adalah mendampingi keluarga beresiko stunting yaitu: Calon Pengantin /Calon Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil, Ibu Pasca Persalinan dan Anak usia 0-59 bulan.

Hasil Sensus Penduduk 2020 bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 270,20 juta jiwa dan 25,87% adalah Generasi Millennial. Sedangkan di Jawa Timur adalah 40,67 juta jiwa dan LPP Jawa Timur 2000 s/d 2010 adalah 0,76% dan 2010 s/d 2020 adalah 0,79%, jumlah penduduk usia produktif usia 15-64 tahun di Jawa Timur meningkat dari 56,34% menjadi 71,65%  atau yang dikenal dengan Bonus Demografi, terang Sukamto

Kemudian TFR Indonesia SDKI 2012 (2,6), SDKI 2017 (2,4) dan di Jawa Timur SDKI 2012 (2,3) SDKI 2017 (2,1), imbuh Sukamto

Lebih lanjut Sukamto, dari data Dispensasi Kawin berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama Surabaya (DP3AK) Provinsi Jawa Timur pada  Bulan Januari sampai Agustus 2022, bahwa jumlah perkara diterima 10.275 Kasus dan dikabulkan 9.863 Kasus atau 96 persen.

"Adapun 10 Kabupaten/Kota yang tertinggi Pernikahan Dininya adalah, Jember (880), Malang (845), Kraksaan (770), Lumajang (566), Banyuwangi (563), Bondowoso (471), Pasuruan (464), Bojonegoro (369), Situbondo (346), dan Kediri (346)," beber dia

Kemudian untuk Data Perceraian berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama Surabaya (DP3AK) Provinsi Jawa Timur pada Bulan Januari s/d Mei 2022, bahwa di Jawa Timur adalah 9.121 Kasus, sedangkan 10 Kabupaten/Kota yang tertinggi Perceraian adalah :1). Malang (707 ); 2).Kota Surabaya (620); 3).Banyuwangi (571); 4). Jember (551); 5).Sidoarjo (424); 6).Blitar (376);7). Lumajang (327); 8).Tuban (319); 9).Bojonegoro (304); 10).Kraksaan (297).

Baca Juga: Peduli Masalah Stunting, Babinsa Bantu Kinerja Nakes Desa Gluran Ploso

"Harapan kami media bisa bersinergi dengan BKKBN. Bersama sama mengatasi masalah di lingkungan harus berhati hati dan bersinergi untuk kegiatan yang lebih baik," harapannya

Sementara itu, Suko Widodo, M.Si, Praktisi Komunikasi UNAIR ikut mendukung kegiatan BKKBN, hari ini generasi muda diperlukan karena Sumber Daya Manusia terbanyak dari generasi muda, dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul.

"Melalui pemberitaan yang ditulis oleh jurnalis yang cerdas akan membawa BKKBN dalam kemajuan." Ujar Suko Widodo

Menurut Suko Widodo, Jurnalis mempunyai cara yang berbeda dalam mengeksplorasi pemberitaan. Selain itu juga punya banyak strategi dalam mengolah semua permasalahan," imbuhnya.

Selain itu, fungsi wartawan memandu dan mengedukasi seperti soal KB, reproduksi dan sebagainya, membuat konsep sehingga menuntun pembaca dengan menulis yang bisa dibaca enak dibalik program.

Baca Juga: BKKBN Jawa Timur Sabet Dua Penghargaan di Puncak Hari Kontrasepsi Sedunia

"Semangat jurnalistik tertuang dalam menciptakan kualitas hasil dari pemberitaan." tegasnya.

Kami berharap Media bisa membantu BKKBN dalam mengembangkan program yang mendukung pemerintah untuk kemajuan bersama.

" Seperti Stunting, KB dan program bangga kencana. Media pun memerlukan edukasi dari BKKBN dan konsep setiap pemberitaan selalu berbeda," pungkasnya. (id@)

Editor : ida